FKIP – Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar konferensi internasional. Konferensi internasional ini digelar dengan mengambil tema besar “Membangun Ketahanan untuk Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan Kebutuhan Khusus di Era Masyarakat 5.0”. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di UNS Tower dan daring melalui siaran langsung di akun Youtube Semar TV pada tanggal (6/6/2024).
Konferensi yang diadakan dalam bentuk kerja sama antara Prodi PLB, Pusat Studi Disabilitas (PSD) LPPM UNS, Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa dan Pendidikan Masyarakat (PMPK), serta PT Bayan Resources, Tbk., ini berkolaborasi dengan 8 negara. Delapan negara tersebut, di antaranya Indonesia, Malaysia, Pakistan, Australia, Rumania, and Filipina. Selain digelar dalam bentuk kegiatan seminar, acara ini juga digelar sebagai momen penandatangan kerja sama antara PSD LPPM UNS dan PT Bayan Resources, Tbk., dalam pemberian beasiswa pendidikan kepada 20 mahasiswa disabilitas UNS.
Konferensi ini dibuka secara langsung oleh Direktur Jenderal Kementerian PMPK, Aswin Wihdiyanto, S.T., M.A., dan Rektor UNS yang diwakili oleh Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus., M.S.
Dalam sambutannya, Aswin Wihdiyanto menyampaikan bahwa untuk saat ini masih banyak tantangan penyediaan akses dan mutu layanan pendidikan bagi teman teman penyandang disabilitas. Konferensi ini kemudian dibuka oleh Plt. wakil rektor 1 bidang akademik dan kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus., M.S. Dalam sambutannya, Prof. Ahmad Yunus menyampaikan terima kasih kepada seluruh tamu undangan dan narasumber dalam kegiatan seminar.
“Saya ingin mengapresiasi PT Bayan yang telah berkolaborasi dengan kami, dengan memberikan beasiswa penuh untuk 20 mahasiswa selama empat tahun. kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Prodi Pendidikan Luar Biasa, FKIP UNS Dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa dan Pendidikan Masyarakat (PMPK). Saya mengucapkan terima kasih kepada direktorat PMPK dan prodi PLB FKIP UNS atas terselenggaranya kegiatan ini. Semoga seminar internasional dan lokakarya pendidikan luar biasa ini dapat menghasilkan kajian-kajian strategis untuk mewujudkan pemenuhan hak penyandang disabilitas untuk bekerja di Indonesia emas 2045,” ujar Prof. Ahmad Yunus.
Selanjutnya, dalam pemaparan materi seminar, konferensi ini turut menghadirkan enam narasumber, yakni Dr. Praptono, M.Ed., Prof. Hyo Jeong So., Assoc. Prof. Aurora Adina C., Ph.D., Shinsaku Namura, Aswin Wihdiyanto, S.T., M.A., dan Dr. Fadilah Umar, M.Or. Keenam narasumber tersebut menyampaikan materi terkait pendidikan inklusi dan berbagai tantangannya.
Narasumber pertama, Dr. Praptono, selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar, menyampaikan materi terkait “Berbicara tentang tantangan pelaksanaan wajib belajar 13 tahun untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Dr. Praptono menjelaskan terkait twajib sekolah salaam 13 tahun. Dalam hal ini, penyediaan akses terhadap layanan pendidikan menengah perlu dilakukan secara hati-hati dan terfokus. Sedangkan saat ini, tingkat kelulusan, tingkat partisipasi siswa, juga tingkat partisipasi tumbuh kita berada di angka yang rendah.
Narasumber kedua, Hyo Jeong So, menyampaikan materi terkait inklusi dan transformasi digital dalam pendidikan khusus. Materi yang disampaikan meliputi transformasi digital pendidikan khusus, status pendidikan khusus saat ini, dan berbagai tantangan pendidikan khusus dan inklusi digital. Dalam transformasi digital, berdasarkan survei integrasi digital di sekolah, integrasi digital merupakan hal yang penting bagi dunia pendidikan ke depannya. Integrasi digital itu meliputi tekonologi digital, pemeblajaran daring, dan pembelajaran hybrid.
Narasumber ketiga, Shinsaku Nomura, menyampaikan materi terkait mengatasi kesenjangan melalui pendekatan holistik untuk mengatasi tantangan praktis dalam pendidikan inklusif di Indonesia. Menurut Shinsaku, untuk membangun keterkaitan dalam pendidikan inklusif di Indonesia, serta menciptakan kapasitas untuk koordinasi yang lebih kuat terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Setiap tahapan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda, mulai dari pendidikan anak usia dini, tahap sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
Narasumber keempat, Aswin Wihdiyanto, S.T., M.A., yang diwakili oleh perwakilannya. Menyampaikan materi terkait pendidikan bagi semua anak. Dalam materinya, perwakilan Bapak Aswin menyampaikan bahwa pendidikan bagi semua anak ini termasuk pada anak penyandang disabilitas melalui pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi ini nantinya dapat memastikan bahwa lingkungan sekolah, pembelajaran dan kurikulum, gedung sekolah, ruang kelas, area bermain, transportasi, dan toilet sesuai untuk semua anak di semua tingkatan.
Narasumber kelima, Dr. Fadilah Umar S.Pd., M.Or., AIFO-P, CIIQA, Memaparkan materi terkait pengembangan potensi anak penyandang disabilitas dalam olahraga paralimpiade. Dr. Fadilah menyampaikan bahwa setiap anak disabilitas memiliki potensi. Setiap anak disabilitas juga tidak perlu dikasihani karena mempunyai satu tujuan, termasuk dalam bidang olahraga, bahkan menjadi bisa menjadi atlet.
Selanjutnya, seminar ini ditutup dengan pemaparan materi dari narasumber keenam, Prof. Aurora Adina C., Ph.D., yang memaparkan materi terkait ketangguhan guru dan kesehatan mental dalam konteks pendidikan inklusif. Prof. Aurora menyampaikan bahwa kesehatan mental sangat berpengaruh pada siswa dan proses pembelajaran di kelas. Selain itu, ketangguhan guru ketika mengajar juga sangat penting karena guru merupakan panutan siswa untuk belajar lebih tangguh lagi, guru juga nantinya dapat memberikan dukungan pada siswa.
Reporter: Nila Prihartanti
Editor: Budi Suseno
https://fkip.uns.ac.id/
https://instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#unsbisa
Artikel Diskusikan Pendidikan Khusus di Kawasan Asia Tenggara, Prodi PLB FKIP UNS Gelar Konferensi Internasional pertama kali tampil pada FKIP UNS.