FKIP – Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta gelar Sekolah Legislasi dengan tajuk “Mewujudkan Legislator Muda Bertalenta dan Berkepribadian Pancasila menuju Indonesia Emas 2045” pada Sabtu (7/8/2021). Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting sebagai upaya agar generasi bangsa khususnya mahasiswa lebih melek politik dan paham terkait dunia legislatif.
Sekolah Legislasi menghadirkan empat pembicara, mereka adalah Dr. H. Mardani Ali Sera selaku anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Khoirunnisa Nur Agistyati, S.Sos., M.I.P. selaku Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Azka Abdi Amruroni selaku Sekretaris Jenderal Komite Independen Sadar Pemilu dan Magister Politik Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Ikananda Januar Rizaldi selaku Pimpinan I Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UGM. Acara ini dimoderatori oleh Salsabiilla Faradikha Fakhrunnisa dan Fu’ad Aminullah.
Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Septi Yulisetiani, M.Pd. selaku Ketua Unit Prestasi Mahasiswa FKIP UNS yang mewakili Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan FKIP UNS.
Terdapat beberapa materi yang disampaikan dalam forum ini, diantaranya pemaparan materi pertama mengenai refleksi demokrasi Indonesia yang disampaikan oleh Khoirunnisa Nur Agistyati, S.Sos., M.I.P. Dalam pemaparannya, ia memberikan gambaran refleksi pelaksanaan demokrasi di Indonesia melalui hasil indeks Global State of Democracy yang dirilis bulan Juni 2021 lalu yang menunjukkan bahwa Indonesia dalam indeks tersebut masuk ke dalam kategori performa demokrasi rendah.
“Sebenarnya, salah satu penyebab Indonesia masuk kategori rendah ialah karena melambatnya performa KPK selama dua tahun ini dalam melakukan pemberantasan korupsi. Di sisi lain, partisipasi warga negara pasca pemilu dalam proses elektoral juga masih tergolong rendah,” jelasnya.
Pemaparan materi kedua diberikan oleh Azka Abdi Amrurobi. Ia membahas topik yang masih berkaitan dengan materi sebelumnya yaitu generasi muda dan partisipasi politik. Ia menegaskan pandangan Bertolt Brecht bahwa buta yang terburuk adalah buta politik.
“Saya rasa, generasi muda di Indonesia jangan sampai buta dan sungkan berpolitik, berikan kritik kepada pemerintah serta ciptakan gerakan inovatif walaupun kondisi demokrasi belum sepenuhnya dikatakan baik,” katanya.
Selanjutnya, sesi ketiga pemaparan materi disampaikan oleh Ikananda Januar yang berkaitan dengan dinamika legislatif kampus yang direpresentasikan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) atau DEMA yang memiliki tiga tujuan utama, yaitu legislasi, aspirasi, dan pengawasan.
Pemaparan materi terakhir disampaikan oleh Dr. H. Mardani Ali Sera yang membahas bagaimana penempatan perspektif warga negara mengenai legislasi Indonesia menuju tahun 2045. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.
Reporter: Aulia Anjani
Editor: Zalfaa Azalia Pursita
https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa