FKIP – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta gelar International Conference on Learning Innovation and Quality Education (ICLIQE) yang merupakan konferensi internasional ke-5 tentang inovasi pembelajaran dan pendidikan berkualitas melalui Zoom Meeting . Konferensi yang dilaksanakan pada Sabtu (4/9/2021) ini bertajuk “The Future of Education and Counseling in Society 5.0”.
Acara diawali dengan sambutan oleh Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi. Dalam sambutannya, ia memaparkan bahwa forum ini sejalan dengan komitmen UNS untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga lingkup regional dan internasional. Menurutnya, konferensi ini juga memiliki tujuan sebagai wadah untuk berdiskusi mengenai tren pendidikan dan inovasi pendidikan.
Pembicara pertama Prof.Madya Dr. Salleh Amat dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) memaparkan materi dengan topik “Kesiapan Konselor dalam Memberikan Layanan Konseling di Masa Pandemi Covid-19”. Meningkatnya kasus pandemi di berbagai negara memberikan dampak yang cukup serius terhadap kesehatan mental masyarakat.
“Seseorang sebelum pandemi biasanya mengalami gangguan kesehatan mental seperti anxiety, stres, permasalahan keluarga, permasalahan finansial, dan lain-lain. Namun, sekarang kita tiba-tiba dihadapkan pandemi yang mana situasinya semakin parah. Hal ini jelas membutuhkan dukungan dari psikolog, konselor, serta psikiater dalam penanganan isu-isu kesehatan mental,” jelasnya.
Menurutnya, tantangan besar bagi konselor dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak pandemi adalah memahami kultur klien dalam menangani isu-isu mereka. Teknik pendekatan dengan teknologi harus tetap memperhatikan kesesuaian budaya lokal klien. Ia juga menekankan bahwa memahami latar belakang budaya yang berbeda dari klien sangat penting untuk bekerja secara efektif dengan klien dari latar belakang yang berbeda. Dalam menjalankan sesi konseling, seorang konselor juga harus memiliki kemampuan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak.
Pemaparan materi selanjutnya mengenai “Inklusivitas Budaya Universitas Studi Kasus di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret” yang disampaikan oleh Prof. Drs. Sunardi, M.Sc., Ph.D. dari UNS. Ia mengawali pemaparannya dengan memberikan gambaran keadaan dunia pendidikan selama era globalisasi industry 5.0 dan society 5.0.
“Selama ini dunia memiliki permasalahan yang belum terselesaikan, salah satunya adalah ketidakadilan layanan pendidikan bagi penyandang disabilitas dan mereka yang hidup dalam kemiskinan,” tutur Prof. Sunardi.
Lebih lanjut, Prof. Sunardi menjelaskan bahwa salah satu solusi yang diusulkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam menanggapi permasalahan tersebut adalah dengan menyelenggarakan pendidikan yang lebih humanis dengan fokus mewujudkan masyarakat tanpa diskriminasi dan eksklusivisme dalam mengakses layanan pendidikan. Wujud solusi tersebut adalah terciptanya universitas inklusi. Dalam pelaksanaannya, terdapat ukuran inklusivitas sebuah universitas yang terdiri dari standar budaya, standar praktis, dan standar pendukung. Prof. Sunardi juga memaparkan hasil studi kasusnya mengenai inklusivitas budaya di UNS.
Reporter: Aulia Anjani
Editor: Zalfaa Azalia Pursita
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel FKIP UNS Gelar ICLIQE 2021, Konferensi Internasional ke-5 tentang Inovasi Pembelajaran dan Pendidikan Berkualitas pertama kali tampil pada FKIP UNS.