FKIP – Mahasiswa Program Studi S3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (UNS), Agung Prasetyo berhasil meraih gelar Doktor tanpa harus mengikuti Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor.
Keberhasilan Agung Prasetyo yang lulus tanpa harus mengikuti Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor ini dikarenakan artikelnya lolos Jurnal Scopus Quartil-2 (Q-2) yang berjudul “Inclusion School for Early Childhood in The Outdoor Classroom”. Artikel tersebut terbit di Hunan University Academic Journal (Natural Sciences Edition), Journal of Hunan University (Natural Sciences). Sehingga sesuai dengan Peraturan Rektor UNS, dimana mahasiswa yang memiliki artikel yang mampu menembus Jurnal Scopus Q-2, maka tidak perlu mengikuti Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor.
Menurut Agung Prasetyo, penelitian disertasi yang ia lakukan memiliki 3 tujuan utama, yakni: 1) untuk mendeskripsikan proses pembelajaran untuk anak autis yang sudah dilakukan selama ini, 2) untuk mengembangkan model pembelajaran Fun & Play yang layak dalam meningkatkan kemampuan sosial anak autis dan 3) untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Fun & Play dalam meningkatkan kemampuan sosial (social skill) anak autis,” terang Agung Prasetyo yang saat ini sebagai Dosen Universitas PGRI Semarang.
Menurutnya, kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa, yaitu orangtua dan guru yang penuh perhatian. Jika orangtua terlibat langsung dalam pendidikan anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Pelaksanaan pendidikan harus memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar. Hal ini tidak hanya berlaku untuk anak-anak pada umumnya, tetapi berlaku juga pada anak dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau yang sering disebut sebagai anak autis.
Anak dengan gangguan spektrum autis merupakan anak yang memiliki hambatan dalam ketrampilan sosial, perkembangan bahasa dalam komunikasi, sehingga mengganggu interaksi sosial dan sering disebut sebagai Pervasive Development Disorder (Sadock et al., 2010). Hambatan ini mempengaruhi anak dalam proses perolehan informasi sebagai hasil belajar. Hambatan anak autis harus diminimalisir agar potensi anak dapat berkembang secara optimal.
Sesungguhnya model pembelajaran Fun & Play juga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak autis, mengingat dari hasil pengamatan dan wawancara baik dengan guru maupun orang tua sudah terbukti secara empirik maupun teoritik dapat meningkatkan kemampuan sosial anak autis, karena dalam proses pengembangannya sudah melaui tahapan berbagai pengujian.
Pengembangan model pembelajaran Fun & Play ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada orang tua, masyarakat dan guru tentang pembelajaran yang efektif untuk anak autis. “Model pembelajaran Fun & Play diharapkan bisa disebarluaskan untuk kepentingan pembelajaran anak autis yang lebih efektif dan efisien, sehingga guru/sekolah tidak terkesan menghindari menerima siswa penyandang autistik, karena mereka mempunyai hak belajar yang sama seperti anak-anak yang lain” tambah Agung Prasetyo yang kini menyandang gelar baru sebagai Doktor Ilmu Pendidikan.
Reporter: Muzaqqi
Editor : Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel Agung Prasetyo Raih Doktor Ilmu Pendidikan UNS Tanpa Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor pertama kali tampil pada FKIP UNS.