FKIP – Program Doktor (S-3) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Kuliah Umum Teknologi Nano pada Rabu (3/11). Bertemakan “Pengembangan Riset Radioisotop dalam pembelajaran SAINS”, kuliah umum digelar secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting.
Dalam sambutannya, Prof. Slamet Subiyantoro, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FKIP UNS menjelaskan bahwa mahasiswa FKIP harus memperkaya diri dengan ilmu-ilmu yang dapat mereka kembangkan sebagai bahan riset guna mengembangkan materi ajar.
“Memang kita ini berada di satu fakultas keguruan dan ilmunya pendidikan, tetapi secara substansi kita harus memperkaya diri dengan konten-konten yang bisa kita kembangkan. Hal tersebut kita jadikan sebagai bahan riset untuk memperkaya dan mengembangkan materi ajar yang akan kita transformasikan kepada peserta didik kita. Oleh karena itu, kerangka keguruan dengan ilmu pendidikan kalian tidak akan cukup jika tidak dilengkapi dengan kontan ilmu sains,” jelas Prof. Slamet
Kuliah umum tersebut menghadirkan satu narasumber, yaitu Imam Kambali, M.Phil., Ph.D. Beliau merupakan Peneliti Ahli Madya Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yogyakarta. Beliau memaparkan materi mulai dari definisi dan manfaat radioisotop, riset produksi radioisotop berbasis reaktor nuklir, riset produksi radioisotop berbasis siklotron, reaksi nuklir dalam produksi radioisotop, parameter produksi radioisotop, manfaat radioisotop di bidang industri, pertanian, dan luar angkasa, hingga rekomendasi terkait pengembangan riset radioisotop dalam pembelajaran sains.
Imam menjelaskan bahwa aplikasi nuklir itu sangat luas, tidak hanya untuk membuat bom nuklir saja. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa dalam pengembangan riset radioisotop terdapat dua hal utama, yaitu riset dan teknologi produksi serta riset dan pemanfaatan.
“Sebagian masyarakat kita, ketika mendengar kata nuklir, pasti akan berpikir ke arah bom nuklir yang memiliki dampak sangat luar biasa, seperti di Hiroshima dan Nagasaki. Padahal, itu hanya sebagian kecil dari aplikasi nuklir. Nuklir itu aplikasinya sangat luas, baik untuk pembangkit listrik, alat-alat di dunia kesehatan, industri, pertanian, bahkan di luar angkasa juga. Terkait dengan pengembangan riset radioisotop, itu ada dua hal utama, yaitu riset dan teknologi produksinya serta riset dan pemanfaatannya,” jelas Imam.
Di akhir pemaparannya, Imam merekomendasikan tiga hal terkait pengembangan radioisotop dalam pembelajaran sains. Pertama, perguruan tinggi didorong untuk menyelenggarakan mata kuliah terkait riset dan aplikasi radioisotop. Kedua, mahasiswa dan dosen didorong untuk berkolaborasi dengan para peneliti di BRIN terkait riset radioisotop. Ketiga, mahasiswa dan dosen didorong untuk kolaborasi dengan PRTA BRIN terkait riset akselerator, praktikum reaktor nuklir dan akselerator, magang, kunjungan, dll.
Reporter: Rosantika Utami
Editor: Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel Kupas Pengembangan Riset Radioisotop, Program Doktor Pendidikan IPA Gelar Kuliah Umum Teknologi Nano pertama kali tampil pada FKIP UNS.