FKIP – Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret menggelar kegiatan Alumni Back to Kampus pada Sabtu (29/1/2022). Mengusung topik “Prospek Kerja Alumni PTM di Berbagai Bidang”, kegiatan dikemas dalam bentuk gelar wicara secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting.
Dimoderatori oleh Risa Tri Komala Sari selaku mahasiswa Prodi PTM FKIP UNS angkatan 2020, gelar wicara tersebut menghadirkan dua alumni PTM FKIP UNS sebagai narasumber. Narasumber pertama adalah Agung Febryanto, S.Pd. Ia merupakan alumnus PTM FKIP UNS tahun 2016 dan sekarang bekerja sebagai Maintenance Quality Control di Okayama Eagle Co. Jepang.
Dalam kesempatan tersebut, Agung menceritakan pengalamannya setelah menjadi alumnus PTM FKIP UNS. Ia menjelaskan bahwa sebelum mengambil peluang kerja di luar negeri, ia harus mengikuti pelatihan-pelatihan yang mencakup bahasa, kebiasaan, dan budaya dari negara tujuannya.
“Sebelumnya, saya tidak memiliki ekspektasi akan bekerja di Jepang. Nah, pada saat mendaftar di sebuah perusahaan saya ditempatkan di Cikarang. Setelah bekerja, saya mengetahui ada pertukaran pekerja ke Jepang dan saya tertarik. Sebelum berangkat ke Jepang, saya mengikuti pelatihan selama 7 bulan yang mencakup bahasa, kebiasaan, serta budaya Jepang,” jelas Agung.
Agung menambahkan bahwa momok terbesar bagi seseorang yang ingin bekerja di luar negeri adalah bahasa. Ketika seseorang ingin mengembangkan karir di luar negeri, mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai bahasa Inggris, tetapi bahasa negara tempat kita bekerja.
“Menurut saya, momok utama bagi seseorang yang bekerja di luar negeri adalah bahasa. Jadi, ketika kita akan mencoba berkarir di luar negeri, maka mau tidak mau kita harus mempelajari bahasa di negara tersebut. Satu hal yang perlu dipahami bahwa ketika kita ingin mengembangkan karir di luar negeri, bahasa Inggris bukan nilai tambahan bagi kalian. Tetapi, bahasa Inggris merupakan hal wajib yang harus kita kuasai. Setelah bahasa, kita juga akan dituntut untuk beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan di negara tersebut,” tambah Agung.
Narasumber kedua adalah Galang Rayna, S.Pd. Ia merupakan alumnus PTM FKIP UNS tahun 2015 dan tenaga pendidik di SMK Warga Surakarta. Dalam penjelasannya, ia membantah bahwa stigma menjadi pendidik akan mendapatkan honorarium yang rendah.
“Saya beberapa kali menemukan situasi dimana lulusan PTM tidak ingin menjadi guru dikarenakan gajinya sedikit. Pada kenyataannya, tidak semua SMK swasta maupun negeri seperti itu. Banyak sekolah yang sudah memberikan gaji di atas UMR dan beberapa sekolah memberikan gaji berdasarkan jam mengajarnya. Oleh karena itu, stigma menjadi pendidik akan mendapatkan honorarium yang rendah itu tidak tepat,” jelas Galang.
Pada akhir pemaparannya, Galang mengajak peserta diskusi untuk berusaha menjadi pendidik yang baik. Artinya, menjadi pendidik yang mampu mengantarkan peserta didiknya meraih masa depan.
“Mari mulai hari ini kita tanamkan kepada diri kita untuk berusaha menjadi pendidik yang baik, yaitu menjadi pendidik yang bisa mengantarkan anak didik kita meraih apa yang mereka cita-citakan. Mungkin kita tidak bisa melihat masa depan tersebut. Akan tetapi, kita bisa membantu mereka untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi masa depannya,” pungkas Galang.
Reporter : Rosantika Utami
Editor : Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel Diskusikan Prospek Kerja, PTM FKIP UNS Gelar Kegiatan Alumni Back to Kampus pertama kali tampil pada FKIP UNS.