![](http://fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2022/04/WhatsApp-Image-2022-03-31-at-16.33.23-150x150.jpeg)
FKIP – Dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pendampingan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Thammasat University, Thailand, mulai Senin (7/3/2022) hingga Jumat (6/5/2022). Mereka adalah Akhmad Mukhibun dan Pandan Arum Ayu Damayanti.
Kegiatan pendampingan tersebut merupakan bentuk kerja sama antara UNS dengan Thammasat University, Thailand. Sebelum melakukan pendampingan, mereka melalui serangkaian tahapan seleksi. Tahapan tersebut adalah seleksi administrasi, seleksi wawancara, serta penyambutan dan penerimaan oleh Thammasat University, Thailand.
Saat dihubungi oleh tim jurnalis FKIP UNS, Rabu (30/3/2022), Akhmad menyampaikan kesannya selama melakukan pendampingan tersebut. Ia mengatakan bahwa pendampingan tersebut merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa.
“Pendampingan ini merupakan pengalaman yang luar biasa sebab antusias mahasiswa di Thailand mempelajari bahasa Indonesia tinggi. Sangat menyenangkan juga berbincang dengan mahasiswa Thammasat. Apalagi, Thammasat merupakan salah satu universitas terbaik dan tertua di Thailand. Selain itu, kami juga mendapatkan pengalaman praktik pengajaran BIPA secara langsung, mengetahui kesulitan mahasiswa asing dalam mempelajari bahasa Indonesia, dan bisa saling bertukar kebudayaan dengan mereka,” kata Akhmad.
Pada waktu yang sama, Pandan menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pendampingan BIPA tersebut mereka memiliki empat tugas utama.
“Jadi, kami memiliki empat tugas selama melakukan pendampingan ini. Keempat tugas tersebut adalah membantu Dr. Hamam Supriyadi selaku pengajar BIPA di Thammasat University, memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada mahasiswa Thammasat University, menerapkan praktik mengajar Thammasat University dengan berbagai metode yang sudah diajarkan oleh pengajar BIPA sebelumnya, dan mendampingi mahasiswa Thammasat University yang mengalami kesulitan belajar terkait dengan materi yang sudah disampaikan selama pembelajaran,” jelas Pandan.
Pandan berharap dengan adanya program BIPA dapat membantu proses internasionalisasi bahasa Indonesia. Menurutnya, dengan bahasa Indonesia yang mendunia maka akan membuka kerja sama yang menguntungkan dengan negara lain.
“Saya berharap program BIPA ini dapat diajarkan secara lebih luas lagi ke berbagai negara yang ada di seluruh dunia karena dengan adanya pengajaran BIPA dapat mendorong percepatan internasionalisasi bahasa Indonesia secara masif dan terorganisir. Jika semakin banyak orang asing yang mengenal bahasa dan kebudayaan Indonesia, maka semakin mudah pula kesempatan untuk kita dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan mereka dalam berbagai hal positif yang menguntungkan,” harap Pandan.
Pada akhir sesi wawancara, Akhmad berpesan untuk tidak takut mencoba hal baru karena kesempatan tidak datang dua kali. Ia juga berpesan agar masyarakat senantiasa mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.
“Jangan takut mencoba hal-hal baru karena kesempatan tidak datang dua kali. Mari kenali dan ikuti apa itu program BIPA agar dapat belajar tentang hal baru, khususnya dalam hal kebahasaan. Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” pesan Akhmad.
HUMAS FKIP
Reporter: Rosantika Utami
Editor: Zalfaa Azalia Pursita
https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel Mahasiswa PBSI FKIP UNS Lakukan Pendampingan BIPA di Thammasat University, Thailand pertama kali tampil pada FKIP UNS.