FKIP – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menyabet juara 1 Lomba Menulis Puisi Gerakan Menulis (Gelis) #3.
Lomba Puisi Nasional Gerakan Menulis (Gelis) #3 merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh HIMA (Himpunan Mahasiswa) PGSD Kampus 2 FIP UNY dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran Generasi Muda Melalui Narasi dan Aksi untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Menuju Indonesia Emas 2045”.
Pada kompetisi tersebut, Wahyu Fajar Lestari, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS berhasil menyabet juara 1.
Diwawancarai oleh tim fkip.uns.ac.id, Wahyu Fajar Lestari atau kerap dipanggil Tari menyampaikan kesannya ketika dinyatakan sebagai juara 1 dalam kompetisi tersebut.
“Alhamdulilah saya sendiri sangat senang dan bangga karena awalnya saya juga tidak menyangka kalau akan menang. Memang motivasi awal saya hanya ingin mengasah skill menulis puisi karena dari kecil saya suka menulis puisi. Yang penting bagi saya itu berani mencoba, bisa dapat pengalaman, dan perkara menang itu semacam bonus gitu. Jadi, ya saya sangat bersyukur bisa ada di tahap ini dan berhasil menyabet juara 1,” tutur Tari.
Dalam kompetisi tersebut, Tari menyematkan puisi bertajuk “Merapal Titah Naluri untuk Indonesia”. Judul tersebut menjelaskan salah satu sub tema perlombaan, yakni sosial budaya.
“Nah, kalau diterjemahkan secara lebih spesifik puisi ini menceritakan tentang keanekaragaman tradisi sakral dan budaya yang ada di Indonesia, terutama budaya Jawa yang sarat akan petuah dan pituturnya dari zaman nenek moyang sampai sekarang. Kalau di daerah saya itu biasanya disebut naluri orang Jawa. Ya, meskipun di zaman sekarang ini bisa dikatakan sudah sangat modern, kita harus tetap menghargai budaya yang ada karena tanpa kita sadari salah satu ciri khas Indonesia ya budayanya yang unik itu. Setiap budaya pasti juga mengajarkan hal yang baik, ada nilai karakternya, jadi nggak boleh digusur begitu saja. Harus tetap dilestarikan, dipahami, dan dihormati terutama oleh para generasi muda. Jadi istilah ‘merapal naluri’ itu semacam kewajiban kita untuk mengingat atau membaca kembali budaya kita untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045,” jelas Tari.
Di akhir, Tari memberikan pesan untuk tidak takut mencoba hal baru dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.
“Pesan saya buat teman-teman di luar sana, jangan pernah takut untuk mencoba hal-hal baru. Selagi masih muda cari pengalaman sebanyak-banyaknya, salah satunya bisa dengan ikut lomba-lomba. Terus tekuni hal-hal yang kamu suka, dan yakini bahwa dirimu itu selalu istimewa dengan kelebihan-kelebihan yang ada dalam dirimu,” pungkas Tari.
HUMAS FKIP
Reporter: Dwinanda Wuri Harsanti
Editor: Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#unsbisa
Artikel Mahasiswa PBSI FKIP UNS Berhasil Sabet Juara 1 Lomba Menulis Puisi Gerakan Menulis pertama kali tampil pada FKIP UNS.