
FKIP — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan kerja sama dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Juli—Desember 2022. Program KKN ini dilaksanakan dari tanggal 4 Juli hingga 18 Agustus 2022 serta mengangkat tema Data Desa Presisi (DDP). Lokasi KKN bertempat di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Kegiatan KKN DDP UNS-IPB di Desa Banyuanyar diikuti oleh dua kelompok dengan jumlah 26 mahasiswa.
Mahasiswa KKN DDP UNS-IPB membawa program DPP untuk menciptakan data desa yang memiliki tingkat keakuratan tinggi. Sebab, polemik data yang masih sering terjadi saat ini mengakibatkan pembangunan desa yang tidak tepat sasaran.
Program DDP merupakan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya. Data tersebut diambil, divalidasi, dan diverifikasi oleh warga desa dibantu pihak luar desa, seperti para pemuda yang ahli ilmu teknologi (IT).
DDP diperoleh menggunakan pendekatan Drone Participatory Mapping (DPM), sebuah pendekatan inklusif yang menempatkan relasi antara manusia dan teknologi untuk melakukan pengumpulan DDP dengan mempertimbangkan dimensi spasial, teknologi digital, partisipasi warga, dan sensus.
“Setelah pengambilan data berupa gambar atau foto udara dengan menggunakan drone, dilakukan verifikasi batas-batas Desa Banyuanyar serta batas RT dan RW bersama perangkat desa. Setelah peta dinyatakan valid kemudian dilayout untuk membuat peta kerja menggunakan aplikasi Acrgissoft. Peta kerja tersebut digunakan tim sosial untuk melakukan sensus melalui aplikasi Merdesa,” ungkap Salsabilla Aliyah salah satu tim Spasial.
Namun sebelum itu, Indah Wahyuningsih selaku tim sosial mengatakan bahwa telah diadakan pelatihan dan sosialisasi terlebih dahulu kepada enumerator sebelum pelaksanaan sensus. Survei sensus memuat beberapa indikator mengenai data sandang, papan, pangan, kesehatan, pekerjaan, dan jaminan sosial serta kehidupan sosial warga Desa Banyuanyar. Data seluruh warga desa banyuanyar akan termuat dalam aplikasi Merdesa. Perkembangan aplikasi Merdesa ini terus dilakukan agar terciptanya aplikasi yang lebih baik lagi.
“Survei yang dilakukan oleh tim sosial dibantu oleh enumerator. Sebelum enumerator terjun untuk melakukan kegiatan sensus, diadakan pelatihan dan sosialisasi terlebih dahulu di Balai Desa Banyuanyar. Pelatihan diadakan guna memberikan pemahaman mengenai pengambilan Data Desa Presisi dengan menggunakan aplikasi Merdesa yang telah dibuat oleh pihak IPB. Aplikasi ini dapat diakses melalui ponsel masing-masing enumerator. Selama pelaksanaan sensus, enumerator didampingi oleh mahasiswa KKN DDP UNS-IPB,” tutur Indah Wahyuningsih.
Indah Wahyuningsih juga menuturkan bahwa Buku Monografi yang merupakan output KKN DDP UNS-IPB berisikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai keadaan geografis desa, demografi desa, hasil olahan data sensus, serta data deskriptif kualitatif dari suatu desa seperti alur sejarah desa, diagram venn, pohon masalah, dan kalender musim. Alur sejarah desa untuk mengetahui perubahan dan dampak yang dialami bagi Desa Banyuanyar. Diagram venn berisi tentang keanekaragaman lembaga atau organisasi yang ada di Desa Banyuanyar serta pengaruhnya terhadap masyarakat. Pada buku tersebut juga terdapat data pohon masalah yang berisi mengenai akar masalah yang sedang terjadi di Desa Banyuanyar. Terakhir yakni Data Stratifikasi dan Mobilitas Sosial untuk mengetahui garis kemiskinan lokal dan faktor penyebab mobilisasi sosial.
Dalam keberjalanannya, sensus penduduk dapat terselesaikan secara tuntas dengan dukungan enumerator dan masyarakat setempat yang berhasil menginput sebanyak 339 Kartu Keluarga (KK). Proses tersebut memakan waktu sekitar satu bulan dengan menghabiskan 15 hari untuk proses pengerjaan tim spasial dan 15 hari untuk terjun langsung ke lapangan melakukan sensus bersama enumerator. Kemudahan yang didapatkan dalam menyelesaikan sensus tak lepas dari kualifikasi enumerator yang diharuskan pemuda RT setempat yang mengetahui karakteristik lingkungan sekitarnya, seperti memberi tahu mahasiswa beberapa rumah yang tak berpenghuni atau sudah dialihgunakan.
Ketua kelompok 8 KKN DDP UNS-IPB, Fauzan Subandono, mengatakan program ini akan menghasilkan luaran berupa lima peta dasar, dan buku monografi Desa Banyuanyar. Adapun, lima peta dasarnya yang dibuat yaitu peta administrasi, peta penggunaan lahan, peta orthopoto, peta topografi, dan peta infrastruktur Desa Banyuanyar.
Hasil akhir dari sensus ini, tim KKN DDP UNS-IPB berharap keberlanjutan KKN Desa Data Presisi dapat meluas ke berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat dan para mahasiswa yang sudah pernah mengikuti pelatihan dan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan sensus harapannya dapat menularkan ilmu-ilmu kepada masyarakat desa lainnya. Demi terwujudnya pembangunan desa yang merata dan maksimal di seluruh Jawa Tengah khususnya daerah Boyolali.
“Output selama KKN ini, semoga dapat menjadi acuan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan bagi masyarakat desa, khususnya Desa Banyuanyar. Melalui program Data Desa Presisi ini harapannya dapat membantu mengakhiri polemik dan menjadikan pembangunan desa lebih tepat sasaran serta perumusan kebijakan juga lebih terarah,” ungkap Fauzan Subandono.
Kepala Desa Banyuanyar memberikan respons positif terhadap hasil kinerja tim KKN UNS dan IPB dengan melibatkan enumerator. Ia berharap dengan hadirnya KKN DDP dapat menjadikan Desa Banyuanyar sebagai desa berbasis data. Dengan demikian, nama Banyuanyar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Sambutan hangat dari warga setempat diterima oleh para mahasiswa UNS dan IPB. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan warga dalam beragam serangkaian acara pelatihan yang disediakan mahasiswa. Masyarakat dengan antusiasme yang tinggi bersedia meluangkan waktunya untuk hadir ke balai desa mempelajari mekanisme penginputan data ke dalam aplikasi Merdesa, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, memberitahu secara rinci kondisi sosio-kultural yang ada, dan memfasilitasi komputer untuk memudahkan kinerja mahasiswa.
Di sisi lain, beberapa tokoh masyarakat yang tergabung dalam karang taruna sering mengajak mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan desa seperti saat Iduladha, beberapa mahasiswa dimasukkan ke dalam kepanitiaan pembagian dan pemotongan hewan kurban, menghadiri pengajian pekanan, dan lain-lain. Kebermanfaatan yang diberikan bukan hanya dari hasil data presisi saja, tapi kontribusi para mahasiswa dalam bermacam-macam agenda desa juga dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.
HUMAS FKIP
Reporter: Muhammad Muzaqqi
Editor: Zalfaa Azalia Pursita
https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel Mahasiswa KKN DDP UNS-IPB Galakkan Program Data Desa Presisi di Desa Banyuanyar Boyolali pertama kali tampil pada FKIP UNS.