FKIP – Kabar membanggakan hadir dari Yokanang Chandra Arfiansyah, seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang ditunjuk menjadi perwakilan Alumni Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka untuk berbagi pengalamannya di Bali pada Senin (14/11/2022) pada acara Festival Kampus Merdeka yang merupakan side event acara G-20. Pengalamannya dalam program tersebut mengantarkannya ke satu panggung bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia (RI), Nadiem Makarim.
Mahasiswa yang akrab disapa Yoka ini merupakan Alumni Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, ia ditunjuk menjadi narasumber pada sosialisasi Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Yokanang dihubungi pihak Kemendikbudristek melalui pesan langsung di Instagram. Ia dianggap aktif membuat konten yang berhubungan dengan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan hal tersebut dinilai positif dari pihak Kemendikbudristek.
Pada Festival Kampus Merdeka tersebut, Yoka mengaku memiliki kesempatan untuk memperluas zona nyamannya yang mengajarkannya hal-hal baik.
“Saya Yokanang Chandra Arfiansyah dari Pendidikan IPA Universitas Sebelas Maret, alumnus Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2021, berkesempatan memperluas zona nyaman ke Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah yang mengajarkan kepada saya nilai nilai keberagaman sembari belajar lintas studi,” katanya dalam sesi pitching.
Pada kesempatan ini, Yoka juga menuturkan kilas baliknya ketika mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa di Universitas Tadulako. Yoka pernah bertemu seorang sahabat dari Batak. Awalnya, ia cukup kaget dengan caranya berbicara.
“Di Palu, saya bertemu sahabat seorang Batak. Awalnya saya kaget dengan cara dia bertutur. Setelah hidup satu lingkungan dan berpuluh-puluh interaksi, saya sadar bahwa itu hanya perbedaan volume pengucapan dan bukan seperti yang saya kira sebelumnya. Kerukunan pun tercipta, kita semua bersahabat dan bahkan beberapa kali saya memfasilitasi kendaraan untuk berangkat ibadah ke gereja. Indahnya perbedaan,” ujar Yoka.
Lebih lanjut, dikutip dalam rilis artikel berita uns.ac.id, ia juga menceritakan kisahnya selama mengikuti program ini. Yoka mengungkapkan bahwa ia pernah bertemu dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palu.
“Di Sulawesi Tengah saya juga bertemu dengan Ketua MUI Palu. Beliau menuturkan resep bagaimana Palu tetap aman damai di antara banyak keragaman. Kuncinya adalah dengan menjalin hubungan baik dengan beragam kelompok, agama, dan budaya. Menjadi moderator keberagaman yang menciptakan keharmonisan,” ungkap Yoka.
Tak hanya itu, Yoka juga menuturkan bahwa kondisi alam Sulawesi Tengah memiliki berbagai macam karakteristik. Hal tersebut menginisiasi dirinya dan beberapa temannya untuk melakukan proyek sosial penanaman 1.000 pohon untuk menghijaukan Kabupaten Sigi. Di Teluk Palu mereka juga melakukan penanaman mangrove sebagai wujud nyata mitigasi bencana dan memelihara iklim serta ekosistem.
Berkesempatan sepanggung dengan Nadiem Makarim, Yoka merasa hal tersebut adalah pengalaman yang luar biasa. Yoka yang juga tercatat sebagai anggota Keluarga Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FKIP UNS ini berpesan agar mahasiswa terus mengembangkan potensi dalam dirinya dan tidak hanya belajar di kelas saja.
“Kuliah itu nggak cuma di kelas aja, belajar bisa di mana saja. Sesuaikan dengan apa yang kalian inginkan. Kalian bisa memperluas zona nyaman dengan meng-explore program-program yang ada di Kampus Merdeka. Kalian bisa memilih sesuai yang kalian mau karena program Kampus Merdeka hadir selain untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa di dalam dan di luar kelas, juga sebagai alternatif bagi kalian yang merasa salah jurusan untuk tetap berkesempatan mengeksplor hal yang kalian minati untuk jenjang karir ke depan,” jelas Yoka.
Yoka berharap agar lebih banyak mahasiswa yang mau keluar zona nyaman untuk mengeksplorasi banyak hal.
“Semoga lebih banyak mahasiswa yang berani untuk keluar dari zona nyaman untuk melakukan eksplorasi. Masa depan itu bisa cerah kalau kita berani mengambil langkah dari sekarang,” harap Yoka.
HUMAS FKIP
Reporter: Rosantika Utami
Editor: Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#unsbisa
Artikel Mahasiswa FKIP UNS Jadi Perwakilan Alumni Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dalam Festival Kampus Merdeka di Bali pertama kali tampil pada FKIP UNS.