FKIP – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr. Pipit Wijayanti, S.Si., M.Sc. yang tergabung dalam Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Roadshow Program Kemitraan Masyarakat pada Selasa (24/10/2023) di Dusun Maron, Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Sekretaris LPPM UNS, Prof. Dr. Eng. Syamsul Hadi, S. T., M. T, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Turmidi, S. IP, M. Si, mahasiswa dan awak media massa.
Sebelum menghadiri acara inti Roadshow Pacitan, tim LPPM UNS mengunjungi Balai Dusun Maron untuk melihat proses pengolahan produk Dusun Maron, yakni minyak kelapa, gula kelapa, dan blondo. Tim LPPM UNS sempat berdialog dengan ibu-ibu PKK Dusun Maron tentang cara pengolahan kelapa menjadi produk-produk olahan hingga pendistribusian produk.
“Kelapanya kita kupas, setelah dikupas kita parut, setelah diparut, diambil santannya, kemudian santan diperas dua kali. Lalu direbus seperti ini,” terang ibu Lina, salah satu anggota PKK Dusun Maron.
Setelah mengunjungi Balai Desa, rombongan bertolak ke lokasi wisata Sungai Maron untuk melangsungkan acara inti. Kegiatan inti diawali dengan penyambutan kesenian lokal “tettek” yang dibawakan oleh masyarakat Dusun Maron, Desa Dersono. Kemudian dilanjutkan pemaparan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan Dr. Pipit bersama tim.
Dalam pengabdian yang telah dilakukan, UNS bermitra dengan masyarakat Dusun Maron yang tergabung dalam Pokdarwis, ibu-ibu PKK, dan karang taruna Dusun Maron untuk mengembangkan pariwisata di Dusun Maron serta pengolahan produk khas Maron sebagai penunjang pariwisata.
Dalam pemaparannya, Dr. Pipit memaparkan materi mulai dari gambaran umum kawasan karst, karakteristik kawasan karst, potensi kawasan karst, hingga pengelolaan kawasan karst. Ia mengungkapkan bahwa kawasan karst memiliki aliran air yang berbeda sehingga termasuk morfologi yang unik.
“Kawasan karst merupakan morfologi yang unik karena bentuk aliran airnya berbeda dengan kawasan non karst. Karena alirannya dibawah permukaan, jadi wilayahnya sering terkenal tandus. Meskipun demikian potensi lainnya sangat besar, seperti ekosistem yang langka, pengendali iklim dalam sektor pariwisata seperti Sungai Maron ini. Sehingga kawasan karst ini vital namun juga rentan rusak dan tercemar akibat aktivitas manusia. Maka pengelolaan yang mengikuti perkembangan zaman untuk optimalisasi layanan, juga perlu memperhatikan kelestarian lingkungan supaya berkelanjutan yang nantinya kami beri nama Smart Ecokarst Tourism,” ungkap Dr. Pipit.
Mitra pengabdian diberikan pelatihan dari manajemen pengelolaan pariwisata karst berkelanjutan, strategi pelayanan prima kepada wisatawan, dan pelatihan branding fotografi. Hal tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pengolahan kelapa sebagai sumbardaya alam utama yang ada di Sungai Maron untuk dijadikan produk lokal unggulan berupa minyak kelapa dan blondo serta digitalisasi tiket wisata supaya pengembangan kedepanya berbasis data.
Mitra akan dibekali dengan tata cara pengelolaan tiket secara digital. Hal tersebut selain mempercepat dan mempermudah pelayanan, pengelola akan memiliki data kunjungan setiap harinya yang dapat dilihat bagaimana tren kunjungan di Sungai Maron. Sehingga pengelola dapat menjadikan data tersebut sebagai dasar pengembangan kedepannya.
Dalam kesempatan pembukaan kegiatan, Prof. Dr. Eng. Syamsul Hadi, S.T., M.T. menyampaikan apresiasi kepada tim pengabdi maupun mitra yang terlibat. Karena berkat kerjasama yang baik, dapat menghadirkan kebermanfaatan yang baik pula.
“Tentu kebermanfaatan yang tercipta merupakan hasil kerjasama yang baik dari tim pengabdi maupun mitra. dan ini perlu dilanjutkan untuk kedepannya melalui program pendanaan pengabdian yang lebih besar seperti Kedaireka,” ujar Syamsul Hadi
Turmidi, S. Sos., M. Si selaku Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olehraga Kabupaten Pacitan yang turut hadir merasa senang dengan pendampingan yang telah dilakukan karena turut membantu program pemerintah Kabupaten Pacitan yang saat ini sedang gencar mengoptimalkan sektor pariwisata.
“Kegiatan yang telah dilakukan sejalan dengan yang saat ini sedang diperjuangankan Pemerintah Kabupaten Pacitan. Karena hadirnya perguruan tinggi termasuk UNS dalam percepatan pengembangan sektor pariwisata akan membawa angin segar dan ide-ide baru yang tentunya dapat membantu menambah pengalaman dan kesejahteraan masyarakat. Harapannya pendampingan yang dilakukan oleh UNS semakin bersinergi dengan Disparbudpora Pacitan, sehingga dapat menyeluruh ke destinasi wisata karst lainnya di Pacitan,” ujar Turmidi
Selain itu, Suwarlan selaku Kepala Desa Dersono dan Dedi Dwi Hardianto selaku Ketua Pokdawris menyampaikan ucapan terimankasih sekaligus senang dengan adanya kerja sama yang telah dilakukan.
“Segala suatu bentuk sumbangan atau ilmu yang diberikan kepada warga kami mudah-mudahan ini merupakan amal bapak ibu semua, khususnya warga kampus UNS mudah-mudahan mendapat imbalan yang lebih besar dari Allah SWT dan hasilnya pun mudah-mudahan sangat bermanfaat untuk warga kami, khususnya Sungai Maron, lebih lestari lebih langgeng,” ungkap Suwarlan.
Artikel Dosen FKIP UNS Yang Tergabung dalam Tim LPPM UNS Tunjukkan Kontribusi Nyata dalam Pengembangan Pariwisata di Sungai Maron, Pacitan pertama kali tampil pada FKIP UNS.