FKIP – Bidang Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan Unit Penjaminan Mutu (UPM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar workshop virtual dengan tema “Membangun Budaya Mutu Menuju Akreditasi Unggul”. Workshop ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Selasa (28/9/2021).
Dekan FKIP UNS, Dr. Mardiyana, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu indikator kinerja utama universitas adalah berapa persentase program studi yang sudah tersertifikasi atau terakreditasi internasional. Ia yakin pada pihak internal sudah memiliki budaya yang cukup baik untuk melaksanakan penjamin mutu, harapannya adalah dapat menuju akreditasi internasional.
Lanjutnya, dalam rangka membangun budaya mutu tersebut perlu adanya sosialisasi secara terus menerus kepada seluruh sivitas akademika.
“Maka dari itu kita perlu membiasakan membangun budaya mutu untuk menuju akreditasi unggul atau akreditasi internasional, perlu kita sosialisasikan terus menerus kepada stakeholder dan sivitas akademika,” lanjutnya.
Ketua Umum Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), Prof. Muchlas Samani, sebagai pembicara menjelaskan tentang standar LAMDIK. Diketahui bahwa lembaga akreditasi masing-masing mempunyai standar akreditasi yang berbeda, sedangkan LAMDIK harapannya nanti menggunakan kaidah internasional.
“Harapannya secara internasional harus sesuai dengan kaidah-kaidah internasional, tetapi di sisi lain juga tidak bisa lepas dari kebijakan-kebijakan, norma-norma, dan aturan-aturan dari pemerintah, dikti, dan BAN-PT,” jelasnya.
LAMDIK menerapkan principle based approach, outcome based accreditation, dan aspek kependidikan mendapat penekanan. Menurutnya prinsip ini adalah tren untuk ke depannya sehingga prodi tidak akan stagnan pada aturan-aturan saja.
“Inilah menurut saya tren kedepan, jadi prodi perguruan tinggi tidak stagnan pada aturan tapi prinsip-prinsip dasarnya, yang dipentingkan bukan punya apa tapi lulusannya seperti apa,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Ir. Prastawa Budhi, sebagai pembicara kedua menjelaskan tentang bagaimana cara menyusun strategi penjaminan mutu yang berkarakteristik pada program studi. Menurutnya karakteristik masing-masing program studi menjadi satu hal penting dalam proses penjaminan mutu.
“Ini sangat bertepatan sekali dengan pendirian LAM Kependidikan yang akan beroperasi pada tahun depan (2022), jadi karakteristik program studi saya kira itu menjadi hal penting dalam sistem penjaminan mutu,” terangnya.
Selanjutnya, Ia mengucapkan selamat dan salam perpisahan kepada LAMDIK yang tidak lama lagi akan berpisah dengan BAN-PT dan berdiri secara mandiri. Hal ini bukan tanpa sebab melainkan sudah tertuang dalam undang-undang bahwa akreditasi prodi selanjutnya diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri.
“Saya ucapkan selamat kepada LAMDIK yang tidak lama lagi akan berpisah dengan BAN-PT, karena memang amanah undang-undang begitu bahwa akreditasi prodi itu harus diakreditasi oleh lembaga akreditasi mandiri,” ungkapnya.
Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Slamet Subiyantoro, dalam closing statement-nya menyampaikan bahwa adanya siklus dari plan, do, check, and action itu merupakan bagian dari proses perubahan. Ia berharap budaya mutu pada internal dapat memperoleh pengakuan dari pihak eksternal.
“Harapannya jika sistem penjaminan internal kita baik, kita akan memperoleh pengakuan secara eksternal baik nasional maupun internasional,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Muzaqqi
Editor: Aulia Anjani
https://www.instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa
Artikel Unit Penjamin Mutu FKIP Gelar Workshop Membangun Budaya Mutu pertama kali tampil pada FKIP UNS.