Clik here to view.

FKIP – Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar Layanan Program Pendidikan Seksual melalui Rompi Edukatif di Taman Kanak-kanak (TK) Solo Raya. Webinar dilaksanakan secara daring melalui Zoom Cloud Meeting pada Sabtu (19/3/2022).
Kegiatan webinar dihadiri oleh guru-guru dari sekolah mitra, guru-guru di luar sekolah mitra, dan wali murid dari TK mitra. Pada pelaksanaannya, kegiatan ini bekerja sama dengan 4 lembaga yakni TK Aisyiyah 56 Gulon Surakarta, RA Al-Islam 16 Surakarta, TK Aisyiyah 20 Pajang Surakarta, dan TK Aisyiyah 16 Ngringo Palur.
Webinar dibuka dengan sambutan oleh dosen pembimbing lapangan, Novita Eka Nurjanah, M.Pd. Dalam sambutannya, Novita mengatakan tujuan diselenggarakan kegiatan ini.
“Webinar ini merupakan salah satu program dalam rangka proyek kemanusiaan MBKM UNS untuk menurunkan tingkat kekerasan seksual pada anak usia dini, khususnya Kota Surakarta. Seperti yang kita ketahui, kasus kekerasan seksual pada anak usia dini makin marak terjadi di Indonesia. Kekerasan seksual akan menimbulkan dampak negatif pada korban, baik secara sosial, fisik, psikologis, bahkan dapat mempengaruhi masa depan anak,” tutur Novita
Dengan mengusung tema “Pendidikan Seksual pada Anak Usia Dini”, webinar ini menghadirkan narasumber Novita Eka Nurjanah, M.Pd. Ia adalah salah satu dosen PG PAUD FKIP UNS. Di awal pemaparan, Novita menjelaskan mengenai konsep gender.
Image may be NSFW.
Clik here to view. Image may be NSFW.
Clik here to view.
“Gender dan jenis kelamin adalah dua hal yang berbeda. Kalau gender didasarkan konstruksi sosial dan budaya, yang dapat diubah dan berubah setiap mengikuti perkembangan dan tempat di mana terjadi, sedangkan jenis kelamin adalah perbedaan biologis jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan bersifat kodrati di manapun tempatnya berada,” papar Novita.
Novita juga menjelaskan tahapan yang bisa dilakukan untuk menangani kasus kekerasan seksual pada anak usia dini dan mengungkapkan hambatan dalam mengenalkan pendidikan seksual yang dibagi menjadi dua, yakni pandangan orang dewasa tentang seksualitas dan berdasarkan wacana “The Innocent Child”.
“Menurut pandangan orang tua, anak adalah makhluk aseksual; anak masih suci, seksual adalah kontaminan; dan anak dilindungi dari informasi seksual (proteksionisme). Berdasarkan wacana ‘The Innocent Child’, anak dilindungi dari informasi seksual; perbincangan tentang seksual ditabukan untuk anak; dan pertanyaan asal tentang seksual dijawab asal atau bungkam,” kata Novita.
Pemaparan dilanjutkan dengan membahas mengenai tahapan perkembangan psikoseksual menurut Freud dan manfaat pendidikan seksual bagi anak usia dini, yakni manfaatnya untuk memenuhi rasa ingin tahu anak, mencegah pikiran negatif pada anak, dan upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak.
Selanjutnya, Novita menginformasikan cara melapor kasus kekerasan seksual dan penanganan yang tepat bagi anak yang mengalami kekerasan seksual.
HUMAS FKIP
Reporter: Dwinanda Wuri Harsanti
Editor: Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#unsbisa
Artikel Peroleh Hibah MBKM, Program Studi PG PAUD FKIP UNS Gelar Webinar Pendidikan Seksual pada Anak Usia Dini pertama kali tampil pada FKIP UNS.