FKIP – Alumnus Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta angkatan 2011 berhasil memecahkan 4 Museum Rekor Indonesia (MURI) di bidang literasi dan pendidikan, serta menyalurkan dana pemberdayaan dengan total 2,6 miliar melalui usaha literasi yang ia kembangkan, Nyalanesia. Tak hanya itu, ia juga mewakili Indonesia dalam ajang Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Young Socialpreneurs, Top 10 Hyundai Startup Challenge, dan 1st Winner National Business Model Competition. Ia adalah Lenang Manggala.
Nyalanesia sendiri merupakan perusahaan berbasis social enterprise pengembang program literasi sekolah terpadu. Nyalanesia dikembangkan untuk memfasilitasi siswa dan guru agar dapat menerbitkan buku, mendapatkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, serta peningkatan prestasi dan ekonomi.
Dengan dukungan teknologi terintegrasi serta penyelenggaraan beragam kegiatan literasi dan pengembangan komunitas dengan nafas sharing economy, Nyalanesia berhasil menciptakan ekosistem literasi terbesar di Indonesia. Selama lima tahun ini, Nyalanesia telah berhasil membantu lebih dari 350.000 siswa dan guru di 34 provinsi Indonesia untuk belajar, berkarya, dan menerbitkan buku bersama.
Pada saat dihubungi tim fkip.uns.ac.id pada Minggu (24/4/2022), Lenang mengungkapkan bahwa ketertarikannya untuk terjun di dunia wirausaha literasi dilatarbelakangi oleh kecintaan dan kesadarannya sebagai mahasiswa PBSI untuk mengembangkan budaya literasi dan mutu pendidikan.
“Berangkat dari prodi saya, kecintaan sekaligus kesadaran untuk turut membantu mengembangkan budaya literasi dan mutu pendidikan akhirnya muncul. Saya melihat kunci kesuksesan dan kebermaknaan hidup seorang manusia adalah dengan berkarya. Seperti Nadiem Makarim, Najwa Shihab, Steve Jobs, hingga Einstein, hidupnya sukses dan bermakna berkat karya-karyanya. Oleh karenanya, saya mengembangkan Nyalanesia untuk membantu para siswa dan guru untuk belajar sekaligus berkarya,” ungkap Lenang.
Pada saat yang sama, Lenang menceritakan pasang surutnya sebagai wirausahawan di bidang literasi. Ia menjelaskan bahwa permasalahan yang ia temui dalam berwirausaha dapat diatasi dengan melatih kreativitas dan inovasi.
“Lahir dari keluarga yang sangat sederhana di pedesaan, di mana orang tua saya bekerja sebagai kuli bangunan, di awal merintis saya tidak memiliki modal. Namun untungnya, dengan kreativitas dan inovasi, saya bisa menemukan beragam solusi tanpa perlu menggunakan uang. Selain itu, beberapa kali ketika saya berada di posisi kesulitan keuangan, Tuhan memberikan pertolongan dan keajaiban. Mulai dari menang lomba sampai dengan beruntung menang undian dari bank,” jelas Lenang.
Lebih lanjut, Lenang menjelaskan bahwa sebagai seorang pengusaha, masalah adalah rekan yang membuatnya tumbuh dan lebih kuat dari sebelumnya.
“Kendala dan masalah bukanlah hal buruk. Ini justru membuat kita tumbuh dan lebih kuat dari sebelumnya. Menjadi pengusaha memang harus akrab dengan masalah karena sejatinya pengusaha adalah seseorang yang berkomitmen untuk mengatasi masalah pelanggan,” tambah Lenang.
Pada akhir sesi wawancara, ia menitipkan pesan bahwa dalam hidup yang paling penting adalah berkarya guna memberikan manfaat bagi sesama
“Menjadi pengusaha atau bukan sebenarnya bukanlah masalah, yang terpenting kita berkarya guna memberikan manfaat untuk sesama. Tapi, jika kamu ingin terjun langsung mengatasi masalah masyarakat secara luas dan lugas, menjadi pengusaha atau pejabat adalah pilihan yang tepat,” ungkap Lenang.
HUMAS FKIP
Reporter: Rosantika Utami
Editor: Zalfaa Azalia Pursita
https://fkip.uns.ac.id/
https://instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#unsbisa
Artikel Inspiratif! Alumnus FKIP UNS Sukses Pecahkan Rekor MURI dari Berwirausaha Literasi pertama kali tampil pada FKIP UNS.