FKIP – Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Biologi (SEMBIO) ke-18. Kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Biologi XVIII mengangkat tema “Inovasi Riset Biologi dan Pendidikan Biologi serta Pengabdian Masyarakat untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan pada Era Merdeka Belajar.”
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan wahana temu ilmiah dan ajang berbagi gagasan ilmiah. Muara kegiatan ini yakni untuk memajukan dan mengembangkan bidang keilmuan di bidang biologi, sains, lingkungan, dan pembelajarannya di berbagai jenjang pendidikan, serta penerapannya dalam pengabdian kepada masyarakat.
Dalam agenda Sembio XVIII, turut dilaksanakan penandatanganan MoU antara Universitas Sebelas Maret dengan Universitas Siliwangi dan Universitas Tanjungpura. MoU ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat.
Kegiatan SEMBIO menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Dr. Siti Nur Diyana Mahmud dari Universiti Kebangsaan Malaysia; Dr. Ardi Arsala Rahmani, M.Sc. dari Kedaireka.id; dan Dr. Meti Indrowati, M.Si. dari Univeristas Sebelas Maret.
Pemateri pertama, Dr. Siti Nur Diyana Mahmud, memaparkan materi tentang Gamified Place-based Approach to Climate Change Education. Dr. Siti menjelaskan bahwa dalam pendidikan mengenai perubahan iklim dapat memanfaatkan pendekatan berbasis gim atau gamification.
“Gamification merupakan pendekatan yang menggunakan teknik permainan dalam elemen pembelajaran yang ada. Proses pembelajaran gamification yang menarik dan memotivasi siswa dapat menerapkan reward, achievement, dan challenge sehingga mendorong siswa melakukannya,” terang Dr. Siti.
Materi kedua oleh Dr. Ardi Arsala Rahmani, M.Sc., menjelaskan tentang hilirisasi hasil riset dalam pengabdian masyarakat dan industri. Dalam seminar ini, beliau menjelaskan mengenai platform Kedaireka.id yang dikembangkan Kemdikbud untuk mewadahi hilirisasi hasil penelitian melalui matching fund antara perguruan tinggi dengan industri. Kemudian, beliau turut memaparkan maksud penelitian atau riset.
“Riset adalah sebagai proses membuka pintu cakrawala. Riset bukanlah sesuatu yang tidak memiliki wujud manfaat. Riset tidak berhenti pada pembuktian empiris, melainkan bertujuan menciptakan luaran berwujud yang dapat dimanfaatkan langsung,” papar Dr. Ardi.
Materi dilanjutkan oleh Dr. Meti Indrowati, M.Si. Beliau menjelaskan tentang Pemanfaatan Biodiversitas Lokal sebagai Antidiabetes pada Hewan Coba Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Dr. Meti memaparkan bahwa diabetes tercatat sebagai salah satu masalah kesehatan dunia. Meski demikian, terdapat biodiversitas lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat antidiabetes.
“Famili tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk pengobatan diabetes di Indonesia adalah Compositae. Spesies tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk pengobatan diabetes di Indonesia adalah Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Spesies lain tumbuhan yang diteliti memiliki kandungan senyawa aktif hipoglikemik yaitu tanaman pare, kayu manis, daun pepaya, jambu biji, dan manggis dapat dimanfaatkan sebagai antidiabetes,” pungkas Dr. Meti.
Humas FKIP
Reporter: Akhmad Mukhibun
Editor: Aulia Anjani
https://fkip.uns.ac.id/
https://instagram.com/fkipuns.official/
#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#unsbisa
Artikel Pendidikan Biologi FKIP UNS Sukses Menggelar SEMBIO XVIII Bertema Pembangunan Berkelanjutan di Era Merdeka Belajar pertama kali tampil pada FKIP UNS.